Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2016

Yuhuuuu

Yoooooo, jumpa lagi nih...., biasa, nunggu mood belajar, nyambi dulu biar ada mood bosternya :D nanggapin soal ini kejadian yang udah berkali-kali aku alami, yuhuuu.  Suatu sore di saung (di sekolah), ceritanya lagi silaturahim nih (katanya) tapi kayaknya lagi mau mbenerin masalah (mungkin). Pendek cerita, akhirnya kenalan sama mbak-mbaknya, eh mbak-mbak apa Ibu-ibu ya? :D , eh ini mbak-mbak yang udah jadi Ibu, tapi masih muda, jadi??? -_-" Ok panggil aja mbak, saat kenalan dengan mbak-mbak yang lain (truly mbak-mbak), hehe. Eh mbaknya bilang berarti dari Pati? trus lanjut bilang (intinya gini) tak kira orang Solo (?)  Langsung aja tak jawab : Hehe nggak sehalus itu kok Mbak Dan kami pun tertawa. Ada lagi nih , temen seangkatan, yang mungkin emang sebenarnya pengen lebih kenal aku, tapi mungkin juga sungkan, karena di kelas aku lebih sering diam, bicara seperlunya. Dia tanya, tentang kos, lha nek di kos ndak kamu juga ndongeng (cerita-cerita alias interaksi alia

Cinta Mu

Izinkan aku melantunkan ayat-ayat Mu malam ini

Lhah Ya Mbuh......

Jenuh, baru inget daftar tugas-tugas dan agenda minngu depan udah jenuh duluan, harus cari pengalihan perhatian biar nggak jenuh nih, buku mana buku??????  Dih lupa, buku sengaja tak tinggal di rumah :3 , yo wis, jalan-jalan ke toko buku? mimpi :3 , eh bukan-bukan, tapi mitos :3 .  Pernah baca kutipan, jangan percaya jika ada orang yang mengatakan malas, sebenarnya dia hanya kurang motivasi (moodboster) . Ayo bentar lagi Ramadhan, bentar lagi  lebaran, bentar lagi liburan, bisa beli buku, bisa keluar dari tugas kuliah :3 , butuh rihlahhhhhhhhhhhhhhh...., atau jangan-jangan rihlahnya juga cuma mitos :3.  Pengen ketemu temen-temen literasi di FLP, kapan ya? bikin karya bareng. Lhah cuma pengen-pengen tok, kapan terealisasi???????? Bahkan pengalihan semalem biar nggak suntuk, jadi chattingan sama si Abang sampai malem, dilanjut chattingan sama sahabat lama SMA yang juga ngalong nyari-nyari moodboster buat nugas, dan akhirnya berdua cerita-cerita di chat sampai jam 12 lebih, sekedar

Behind The Scene (RS Tugu)

Posting, posting, posting, posting........ . Alhamdulillah setelah sudah sekian lama nggak bisa nulis, akhirnya bisa nulis lagi berturut-turut. Setelah tadi pagi postingan yang judulnya RS Tugu, nah sekarang yang behind the scene RS Tugu nih. Check this out.... Awalnya tahu berita adekku sakit dari mbak kost yang kebetulan diceritain sama kadeptnya yang kebetulan juga sakit dan periksa di tempat yang sama dengan adekku (red: adek = kadept). Lalu aku smslah akhirnya tanya kabar, lamaaaaaaaa,,, nggak ada respon, ok, mungkin lagi sibuk acara M-E-B (dibalik), atau lagi istirahat karna minum obat. Oh paling udah sehat-an. Malamnya, tetangga kmar (red:temen kos) bilang kalo adekku ini lagi diopnam. Alhasil fajar-fajar aku sms mbak-mbak exsekdept tentang berita yang kudapat, dan direncanakanlah agenda menjenguk di RS. Setelah cari-cari info dari temen kostnya tempat dirawat dan ruangannya, setelah acara sore di kampus, selesai maghriban berangkatlah kami ber-9 (sepertinya) 4 ikwan, 5 akh

Hujan Penyejuk

Rintik air hujan pagi itu mulai membasahi di setiap helai kain baju yang kukenaan, meresap di setiap serat-serat kainnya. Kakiku bergegas menuju sebuah bangunan bercat hijau muda di sudut area kampus. Tak nampak dari kejauhan ada orang lain di sana. Kurapatkan sepatu hitamku di muka serambi bangunan itu. “Assalamu’alaikum” bisikku. Tak ada Jawaban, memang aku berharap tak ada yang menjawab, karena aku hanya seorang diri di sana. Jam tanganku menunjukkan pukul 05.45, tapi belum juga kulihat ada yang datang. Kuputuskan menuju ruangan lokasi acara. Satu per satu anak tangga kupijak perlahan, bermaksud mengulur waktu untuk tiba di lantai dua bangunan itu, berharap ada yang datang menyusul. Dua anak tangga lagi, dan sampailah aku di depan ruang serbaguna. Sunyi, hanya ada aku dan tas ransel hitamku. Perlahan kubuka pintu ruangan itu, suara denyitannya berhasil membuat gaduh seisi gedung berlantai dua itu. Udara dingin mulai terasa menyeruak keluar, menyibakkan jilbab coklat yang ku

RS Tugu

Menulis, terkadang karena hobi, keisengan, atau pula sebuah catatan memoar lalu. Kali ini hanya ingin ku tuliskan sebagai pegingatku akan kenangan ini. Belum pernah kuutarakan ke siapapun, mungkin hanya dulu sekedar keinginan seorang anak kecil. Tapi saat beranjak dewasa keinginan itu tak hilang, hanya mengenda dan mengakar di urat-urat mimpi. Dulu, ya dulu aku ingin memiliki seorang adik, entah perempuan atau laki-laki. Dan sekarang terwujud, aku punya 2 adik, laki-laki dan perempuan. bukan adik kandung, tapi adik ketemu gede. Sebenarnya ada 5 anak, tapi aku rasa 3 adikku yang lain sudah bisa aku lepaskan. Adik perempuanku bernama dek Vivi. Anak yang polos, ceria, penuh semangat, mau belajar. Satu lagi adikku bernama dek Nunu panggil saja. Dia anak yang bersemangat, ceria, tanggap, mau belajar.  Mungkin ini rasanya jika punya adek, sayang banget dua adek ini. Entahlah orang mau beranggapan modus atau apa, yang jelas aku bisa membedakan mana modus dan mana yang tulus. Untuk para p

Kartini-Kartono

Malam-malam belum ngerjain tugas malah ngeblog :v , padahal tuh tugas-tugas death line minggu ini, biarin nanti juga selesai, sekarang moodnya baru pegen nulis nih. tanggal berapa ini? 18 April ya? bentar lagi pasti tahu kan hari apa? Yap 21 April hari Kartini. hampir diseluruh lembaga-lembaga pendidikan mengadakan peringatan hari Kartini, ada yang dengan berdaandan ala perempuan jawa (berkebaya), mengadakan lomba-lomba, dari lomba memakai kebaya, lomba membaca puisi, atau mungkin kartini kartono. Ok aku tertarik dengan yang terakhir ini, Kartini Kartono, dimana setiap peserta akan berpasangan (Kartini-Kartono) catwalk, lalu menunjukkan bakatnya di depan orang banyak. Memperingati hari bersejarah dengan sesuatu yag positif itu sangat bagus. Diadakan kartini kartono untuk menunjukkan bakat itu juga hal yang bagus. Awalnya aku tak ingin beropini, dari ada kakak angkatan yang mengikuti jadi peserta kartini-kartono, aku memilih tak beropini. Tapi sekarang pikranku terusik, melihat tahun i

Edisi Latihan Musik

Menulis lagi, tapi tentu saja belum bisa lepas dari peristiwa yang kualami di keseharianku. Berawal dari semua mbak-mbak lantai atas yang sibuk di depan laptop untuk menulis, ya mereka menulis, menulis skripsi ^.^ . Alhasil, aku juga ingin menulis, 23.17 . Selesai dari latihan musik yang dimulai sekitar pukul 20.45, dan aku pulang pukul 22.16 dengan membawa kata izin jam malam. Ya..., begitulah, aku harap temanku menerima. Ok baiklah, mungkin ku jelaskan dulu apa genre musik untuk pagelaran kelasku, bagaimana konsepnya dan bla bla bla..... Kelasku genre musiknya ska, apa itu ya? Itu mungkin sejenis musik regeae, tapi ada saxophone dan terompetnya, ya (mungkin) reggeae yang berkelaslah ya..... Karena kelasku tidak semua punya basic musik, so kami meminta bantuan mas-mas (cie mas-mas) :P.  Jadi mas-mas tadi bertugas membantu bermain saxophone, terompet dan mengaransemen lagu. Tak main-main kami minta bantuan 3 mas-mas dari beda jurusan di Sekaran. Mereka dari satu jurusan yang sama,

Harus Pulang Minggu Depan

Maaf ketika aku tak akan pernah bisa meletakkan hatiku pada sebuah paksaan-paksaan di atas rencana dan kemauan bulatku. Karena aku yang tahu siapa aku, bukan orang lain, karena aku yang tahu seberapa kemampuan maksimalku, bukan yang lain, dan karena aku tahu apa yang harusnya kuperbuat di saat yang tepat meurut kemampuanku, bukan orang lain. Orang lain tak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran dan hatiku, takkan pernah tahu seberapa besar batas maksimal kemampunku melakukan suatu hal, ketika aku sudah merencanakan sesuatu, itu berarti aku sudah mempertimbangkannya dengan matang, karena aku tahu siapa aku, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Maka ketika rencanaku yang sudah aku siapkan begitu saja diubah oleh keadaan yang dibuat orang lain, jangan salahkan aku ketika hati dan pikiranku tak ada di saat itu. Karena rencana yang aku lakukan itu pasti karena suatu alasan, semoga minggu depan bisa pulang......................................., 

And...........

Now what I've to write? If I'm able to say, I hate to be like this, to be sick, cause when I'm sick, I don't want everyone disturbed me, and take me on a pressure. But in fact, now everyone has forced me, I don't like it, then when I sick, I will always imagine and hope that my sister is fine, she's in a good health, then I can tell everything to her, everything. Go somewhere together, caring me, get some laugh, or just walking around the city. Haha, that's really I want to do.  Now, having a poor health condition, and I can back home, make me in bad mood, cause I'm in a bad condition. And I've to manage my money for unlimited day before I back home. Practice for music show every week in night, and  can't ride motorcycle, confuse how to back home, and so much more,  will certainly be easy if you are here, with me, my sister. There's no one here can take your place, who can caring me when I sick like 12 years ago. There's no one be li

Kutipan

★ MENEMUKAN KAMU ★ Setiap orang pernah mengalami masa-masa menyakitkan dalam kehidupannya. Bagi sebagian orang, salah satu masa menyakitkan itu hadir dalam proses menemukan pasangan hidupnya. Bagiku, masa itu juga hadir dalam proses menemukan kamu. Jika posisi orang ketiga suka diidentikan dengan posisi ‘setan’ yang menggoda sepasang laki-laki dan perempuan yang masih belum halal, maka kamu adalah ‘setan’ yang memenangkan hatiku. Hehe. Tentu bukan perilakumu yang aku maksud,  kalau itu perilakumu aku sudah menolakmu mentah-mentah. Yang aku maksud adalah posisimu, laki-laki ketiga yang berproses denganku untuk hidup menggenap. Dan dua laki-laki sebelum kamulah yang aku maksud, yang menyumbangkan masa menyakitkan dalam perjalananku menemukan kamu. Laki-laki kedua tidak terlalu menyumbangkan rasa sakit dalam perjalananku itu. Mungkin karena aku sudah punya pengalaman yang lebih menyakitkan dengan laki-laki pertama. Laki-laki kedua hanyalah jenis laki-laki klasik dengan kriterianya y

★ ISYARAT ★

★ ISYARAT ★ Aku tak perlu bilang, bukan? Kalau urusan perasaan, perempuan itu lebih mudah ber-isyarat daripada berkata-kata. Harusnya kamu tahu itu. Perempuan dilindungi Tuhan dengan rasa malu, apalagi untuk hal yang berhubungan dengan perasaan. Jadi, jangan pernah menunggu perempuan untuk mengungkapkan apa yang sedang dirasakannya, kamu harus mengerti isyaratnya. Mungkin, itulah salah satu alasan kenapa perempuan lebih suka laki-laki yang pengertian; agar hidupnya jauh lebih  dimudahkan. →Kutipan Buku Genap, Nazrul Anwar← ★★★ Lalu kau ingin aku berbuat apa?

Senyum Semangat

Alhamdulillah, 4 proker Firdaus terlaksana dengan baik dan lancar, bukan tak ada kesulitan dalam pelaksanaannya, pasti ada, tapi Allah memudahkan jalan keluarnya. Sekarang pun aku merasa lebih tua, aku sudah punya adik, adik-adik yang banyak, yang harus melihat senyum semangat dan kedewasaan. Bersikap dewasa memang pilihan, tapi terkadang kau dihadapkan dengan keadaan yang menuntutmu bersikap dewasa, tak apa, itu keadaan yang baik. Pagi tadi, Proker pelatihan IT yang didahului dengan upgrading sederhana di kampus, ya...., hanya senam penguin, pramuka, dan senam lucu-lucuan, tapi semoga bisa merekatkan ukuwah kami. Saat tertawa bersama mereka, kakak-kakak, dan adik-adik baruku, aku melihat senyum semangat mereka, senyum adik-adik baru yang masih hangat dan menyenangkan. Semoga senyum  dan kebahagian itu masih akan tertambat dalam diri kalian selama kalian ada di rumah ini, hingga aku tak tega bila nantinya akan ada yang menghancurkan senyum semangat kalian ini, aku akan berusaha menjag

Alhamdulillah

Alhamdulillah, program kerja kami terlaksana dengan lancar atas izin-Mu, semoga program keja ini akan memberatkan timbangan amal ibadah kami di akhirat nanti. Ketika seseorang berkata "tak ada kata lelah ketika kita Lillah" aku tahu, aku menyukai pernyataan itu, namun ketika ada yang berkata "lelah karena Lillah" pun aku lebih menyukai pernyataan itu (-_-)" . Karena aku manusia,dan aku tak sekuat sahabat Rasul, Khaulah Binti Azur, atau tak sekuat   muslimah di luar sana, yang sudah terbiasa mengabdikan diri mereka dalam dakwah, pun aku punya kata lelah di kamus hidupku. tapi ketika kita lelah dalam kebahagian, lelah itu akan bertransformasi menjadi suatu semangat dalam jiwamu. Mungkin ada yang bertanya, kenapa aku ada di sini,bersama mereka? Apakah karena ada kakakmu di sini?" Jawabanku, mungkin dulu aku ingin merasakan bagaimana kesibukannya, tapi sekarang alasanku berubah, sepenuhnya berubah, karena aku tahu bagaimana bahagianya menyibukkan diri dalam k