Langsung ke konten utama

Mom

Assalamu'alaikum cahaya pagi...., pagi ini Allah menggerakkan hatiku untuk menulis, setelah tak sengaja aku membuka video tentang Ibu, ya perjuangan seorang Ibu. Dan di pagi yang cerah tanpa awan mendung ini tak terasa air mata mengalir deras, bahkan ketika aku menulis tulisan ini, aku mencoba menahannya agar tak menetes di pipiku. 

Aku menyadari suatu hal bahwa aku belum bisa berbkti pada Ibuku. bahkan Ia harus berjuang sendirian mengurus ini itu dengan berjalan kaki, sementara aku ada di Semarang, atau saat usai mengajar, Ia harus berjuang berjalan kaki menuju rumah dari gang jalan raya, tidak, aku tidak akan menyalahkan keadaan yang ada di rumah, tapi aku menyalahkan diriku, kenapa aku belum bisa mengambil alih keadaan ketika orang yang aku sayangi membutuhkan bantuan, bahkan aku tak bisa meringankan bebannya. 

Berbicara tentang Ibu, aku juga mengingat ketika suatu saat aku dan Ibuku pergi menghabiskan waktu bersama untuk sekedar berjalan-jalan. ketika menyeberang jalan, ya...., Ibu masih sama seperti 14 tahun lalu, Ia menggandeng tanganku, mungkin jika aku tak mengingat perkataan sahabatku ketika SMA, aku akan melepaskan genggaman tangannya karena rasa malu yang mengontrol pikiran dan rasaku. Ketika itu saat SMA, aku sering sekali menghabiskan waktu bersama Ibu untuk berbelanja kebutuhan bulanan. Karena aku mungkin baru menginjak masa remaja, aku mulai merasa malu ketika selalu bepergian bersama Ibuku, sampai suatu saat aku bertanya kepada sahabatku,

Aku  : Ra jika kamu bepergian selalu bersama Ibumu, apakah kamu malu?
Rara : Nggaklah, aku bahkan mengharapkan ada kesempatan untuk bepergian bersamanya,      
        menghabiskan waktu bersamanya, namun Ia sibuk memperjuangkan nafkah untukku dan adikku.            Aku ingin sekali bisa menghabiskan waktu bersamanya.

Saat itu juga, aku seperti ditampar dengan ucapan sahabatku. Hingga aku terus mengingat hal itu, saat itu dan sekarang, aku tak melepaskan genggaman tangan Ibuku dari tanganku. Dan ketika teman-temanku tahu Ibuku meghubungiku setiap hari, aku tak apa, sungguh aku tak merasa terganggu. 

Karena aku selalu berpikir, 1 hari ada 24 jam, dan aktivitasku kuliah dan berorganisasi tak mungkin full selam 24 jam kan? Untuk temanku saja ketika meminta bantuan, jika aku mampu, aku akan membantunya, aku rela menggunakan waktuku untuknya, tapi mengapa hanya untuk 5-10 menit saja menelpon/menerima telpon dari Ibu aku tak bisa? Ibuku hanya ingin mendengar suaraku, memeriksa apakah aku dalam keadaan sehat atau tidak, baik atau tidak, itu saja. 

Sebagai perempuan , aku mengerti apa yang dirasakan Ibu, bagaimana kekhawatiran Ibu pada anak-anaknya yang jauh, Ibu sudah berdo'a, sudah, pasti sudah, namun jangan samakan logika laki-laki dengan perasaan perempuan, apalagi Ia seorng Ibu. Ia hanya ngin memastikan saja.

Terlebih lagi mengingat keadaan sekarang yang berbeda dengan zaman dulu, dengan segala pemberitaan yang ada dalam berita saat ini, aku mengerti, aku mengerti apa yang dirasakan Ibu. Kenapa harus malu? Ibu tak malu ketika dulu harus mmbawaku dalam perutnya yang membesar ke luar rumah kan? Aku tahu kau membaca tulisanku, aku juga membaca tulisanmu baru saja, dengar, aku sudah sangat banyak merepotkan mereka dengan semua permintaanku, aku belum bisa berbakti kepada mereka, pada Ibu, jadi aku tak mau menambah beban pikiran Ibu dengan membuatnya khawatir terhadap keadaanku, terserah bagaimana caramu, tapi bagiku ini cara yang kupilih, Ia hanya butuh mendengar suaramu, Itulah seorang Ibu......

Mom, I'll always be your little daughter....


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Assalamu'alaikum, hai hai.... Kesempatan kali ini aku akan nulis tentang secuil Browso...😂 . Apa itu? Jadiiiii masih berkisah saat di posko KKN tahun 2017. Jika aku tak salah, aku dan para pejuang KKN diterjunkan mendekati akhir Oktober 2017. Saat itu sih aku masih mencoba beradaptasi dengan teman-teman satu poskoku yang memang sebagian besar baru ketemu ya di KKN. Nah ada salah satu program KKN kami yaitu pemberdayaan masyarakatnya dengan memanfaatkan ciri khas dari desa lokasi KKN kami, setelah berdiskusi akhirnya terbesitlah Browso 🤣, dari judul postingan ini secuil Browso, sudah kelihatan yakk, Browso=brownies so, jadi brownies yang ada pemanfaatan mlinjo, meski pada akhirnya yang dipakai adalah mlinjo ya bukan daunnya😂, secuil=sepotong kecil, potongan kecil. Setelah kunjungan DPL yang pertama yaa itu nyambung di postingan saya yang sebelumnya  https://herinadc.blogspot.com/2019/11/jalan-memang-berliku.html?m=1  (baca dulu biar nyambung bacanya) 😁 Setelah aku m...

Eh (-_o)

Cinta, hmmm.... ngomong-ngomong soal cinta, aku jadi teringat perkataan seorang kawanku dulu ketika di suatu suasana sedang menunggu jam pergantian kuliah di ruangan yang sama. Sebenarnya berawal dari 1 kawanku dan 1 temanku yang sedang berbincang-bincang, aku tak begitu paham dengan perbincangan mereka, tapi karena mereka berbincang di sebelahku, fiuh..., aku yang sedang memikirkan sesuatu harus mendengar apa yang mereka obrolkan (-_-) , hhadeeehh males banget,,,, ehhh tiba-tiba kawan ku nyletuk "iki lho sangar, kuat banget" ya yg seperti itu lah intinya, aku tak begitu mengingat betul apa yang dia ucapkan, Ia sambil melihatku yang menunjukkan perkataan itu tertuju padaku, akupun sontak kagetlah (-_o), bisa kau bayangkan bagaimana mukaku saat itu, pasti kayak orang innocent lagi diintrogasi dadakan. Eh bro yang kau maksud aku kuat dalam hal apa? Dalam hal tidak jatuh cinta atau dalam hal tak menjalin hubungan tanpa status? , NB: by the way dalam KTP yang ada cuma status Kaw...

Ever

ini buku-buku yang di dalamnya ada coretan-coretanku 😁