11 Maret 2016, aku duduk di belakang saat mata kuliah awal karena kursi yang tersisa hanya di bagian belakang. Mata kuliah jam awal selesai, bergulir menuju mata kuliah selanjutnya, manajemen sekolah. Masih di ruangan yang sama, beberapa anak keluar saat pergantian jam, namun ada pula yang masuk, di antara mahasiswa yang masuk, ada wajah-wajah yang belum pernah aku lihat, wajah-wajah asing dengan penampilan asing. Oh iya aku ingat ini mata kuliah manajemen, ada mahasiswa dari Sekaran yang ikut. Sama seperti yang dulu-dulu, tapi kali ini mereka Mas-mas, tiga Mas-mas bukan Mbak-mbak. Aku perkirakan mereka semester 6, tapi maklum karena mereka kuliah di Sekaran, tampilan dan wajah mereka terlihat lebih dewasa. yang awalnya aku duduk bersama teman1 rombelku, tiba-tiba dia pindah, dan itu membuatku harus duduk dengan 3 kakak tingkat, dari P**D dan 1 kakak tingkat asing dari jurusan teknik -_-" , ya mau tak mau saat pembagian kelompok sharing aku harus satu kelompok dengan 3 kakak tingkat tadi, wuii hal yang sulit, harus mengajak bicara orang asing, berinteraksi dengan orang baru....... :3 , ok baiklah, untungnya 3 kakak tingkat tadi tak membiarkaku diam, jadi aku tak mati kutu, setelah menelisik, ternyata kakak tingkat dari teknik tadi semester 10, mungkin seumuran dengan abangku, ok, tiba saatnya diskusi soal yang diberikan, bla bla bla. Aku meminta kakak kakak tingkat menyampaikan tulisan hasil diskusi kami, yahhh, aku sudah berpikir, paling sama seperti kebanyakan teman-temanku yang lain, mampu menjawab dengan teoritis, bahkan lengkap selengkap lengkapnya, namun kurang bisa menjelaskan, hanya mampu mencari referensi dari internet, dan membacanya langsung dari gadget, ataupun menulisnya dan tak memehami makna dari apa yang mereka tulis. dan tet tot, aku salah, memang kakak tingkat dari P**D hampir sama seperti yang aku duga, tapi tidak untuk kakak tingkat yang datang dari Sekaran tadi, Ia mampu menjelaskan apa yang dia baca, dengan panjang lebar dan berbobot. Aku lalu berpikir andai saja anak-anak di sini bisa berpikir seperti ini, punya ilmu yang luas, mampu membaginya, menyampaikan, dan mengolahnya menjadi bahan diskusi yang mampu dimengerti, nah ini baru anak kuliahan. Mungkin karena sosoknya membawa energi positif :v , di pertemuan kedua kuliah tatap muka dengan dosen favoritku aku megangkat tangan untuk berpendapat, weh tak biasanya hanya 1 pertemuan untuk perkenalan, dan di pertemuan ke dua kuliah, aku bisa berpendapat. Kalau kakak itu bisa, kenapa aku tidak, dia baru masuk kuliah ini 1 kali, tapi bisa berbicara dan menjelaskan lancar tanpa sedikitpun mencari sumber dari internet, dan aku juga mulai berpikir, ternyata selama ini aku, kita masih jauh bila dikatakan sebagai anak kuliahan, anak kuliahan bukan sekedar datang ke kampus, duduk, mendengarkan dosen, presentasi, tapi juga harus memiliki sesuatu, entah itu apa, tapi mungkin itu seperti cara berpikir seorang anak kuliahan, ya... anak kuliahan. Mungkin sekarang saatnya aku keluar dari kotak yang selama ini membungkus kepalaku...., oh ya yang juga membuatku terkejut, mas-mas dari teknik ini tahu do'a penutup majelis, wah mas-mas itu orang seperti apa ya?
This is a beautiful night :) , let's write again..... :) Ini soal kejadian saat kuliah, suatu moment, ada temen perempuan yang dandanannya agak beda dari biasanya, terus temen ane yang lain (laki) tiba-tiba tanpa rasa berdosa dan bermuka polos, nyletuk di depan temen-temen sekelas, ya.... gimana ya...., tahulah gimana perasan tuh temen ane yang perempuan :3 . Nah begini nih, yang mau ane bahas kali ini, sebenernya semua orang itu udah tahu apa belum sih???? atau mereka udah tahu tapi pura-pura nggak tahu???? Yang namanya laki-laki di manapun itu aslinya kan sama, mereka itu pengamat, suka melihat apa aja yang ada di sekitar, beda lagi kalo ikhwan-ikhwan yakkkk :D , ya itu...,ada 2 tipe laki-laki, yang pertama laki-laki pengamat yang ketika dia melihat sesuatu dia cuma diem doang, tapi aslinya juga mikir tanpa mereka utarakan apa yang mereka pikirin, yang kedua tuh...., tipe laki-laki pengamat yang ketika dia melihat sesuatu mereka berpikir lalu secara spontan (kebiasaan) me...
lagi sadar, untung saya ndak satu rombel sama kau... mulakke abangmu iso kumlot terus iku mergo ra sekadar nulis diskusi, sampaikan, terus lali.
BalasHapuslha rombelku ngono kae,takon wae dibatesi, nek arep nambahi yo lagi isa iki, kae ra nduwe buku :3
BalasHapus