Seketika aku terbangun dari tidur panjangku, yang
bahkan ketika itu aku tak tahu kapan akan terbangun kembali. Ia menyadarkanku
dari imajinasi semu yang telah mengurungku jauh dari harapan. Ia menggandeng
tanganku kemudian menatapku, seolah berkata “ Kamu pasti bisa.” Aku tersentak melihat pandangan mata
itu. Ia belum begitu mengenalku, ia juga belum tahu benar bagaimana watakku.
Namun tanpa raut wajah ragu ia begitu saja memberikan kepercayaan itu kepada ku. Ia membuatku percaya
pada kekuatan dalam diriku. Hampir empat belas tahun usiaku saat itu, namun aku
belum bisa mengenali diriku. Ia membuka mataku, ia membuatku ingin
mempertahankan kepercayaan itu. Ia juga membuatku berusaha untuk tidak
membuatnya kecewa.
Masih teringat gaya mengajar siswa-siswanya, dengan penuh kesabaran
ia mengukir tulisan-tulisan penuh makna dalam pikiran kami. Masih pula terukir
senyum khas yang membuatku tenang ketika melihatnya. Ketika pengumuman saat
itu, aku bahagia bisa melihat senyum bangganya itu yang dilemparkan padaku. Terima
kasih telah percaya padaku. Terima kasih telah memberiku ilmu yang bermanfaat,
dan terima kasih telah membuatku mengerti arti sebuah kepercayaan. Darinya juga
aku mulai menekuni hobi menulisku. Dulu, sekarang, ataupun nanti, ia akan
selalu jadi guru inspirasiku.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung di blog saya, komentar Anda sangat berarti bagi saya....